Jumat, 21 Oktober 2016

Explore Kota Kecil Semarang, Jawa Tengah



Penasaran ?? ada apa ajah sih di kota kecil Semarang?

                                                 landmark kota semarang : lawang sewu 

Wooa siapa yang tidak tahu kota yang satu ini, kota ini terletak di jawa tengah, kota kecil tapi cukup nyaman menurut saya, ya meskipun cuaca disini tidak cocok dengan saya yang artinya panas, tapi kota kecil yang satu ini cukup nyaman karena belum macet kayak bandung. Dengan makanan khasnya yaitu bandeng presto dan lumpiah yang terkenal :D 

Yihaa kali ini saya di beri kesempatan untuk mengexplore kota kecil yang satu ini. 

Saya berangkat bersama keluarga saya dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Semarang Tawang dengan menggunakan kereta Harlina yang jam keberangkatannya hanya ada di jam 10 malam dan berangkat dari Stasiun Bandung dengan harga IDR : 185k untuk kelas ekonomi. 


Tiba di Semarang Tawang~

Akhirnya setelah 12 jam duduk di kereta , sekitar pukul 5 pagi akhirnya kami tiba di Semarang. Yihaa udaranya seperti di jogya, panas panas tapi kalem duh apa yah bahasanya yang cocok buat mendeskripsikan udara disana, sudah lupakan. 

Kami menginap disalah satu rumah sewa yang kami dapatkan dari situ online harganya cukup murah, dan cukup lengkap fasilitas yang ditawarkan . ada 2 kamar tidur lengkap dengan ac di tiap ruangan, dapur , 2 kamar mandi, kulkas, mesin cuci, pokonya lengkap dan seperti sedang berada di rumah betah . letaknya di salah satu perumahan yaitu Dream Hills yang ada di semarang tak jauh dari stasiun semarang tawang. Keren deh view dari sini, kita bisa lihat city lightnya kota semarang kalau malam hari. 
Setelah beristirahat sebentar kami memutuskan untuk jalan-jalan di Semarang. 

Kawasan Vihara Buddhagaya Watugong 
 Tempat pertama yang kami kunjungi yaitu Kawasan Vihara Buddhagaya Watugong, dari pusat Kota Semarang, Anda dapat mencapai Vihara Buddhagaya dengan perjalanan selama 45 menit dengan mobil ke arah Ungaran, atau jalan menuju SoloJogja. Karena letaknya yang berada di pinggir jalan besar dan tepat di depan Markas Kodam IV Diponegoro, Watugong, Vihara Buddhagaya dapat diakses dengan mudah. Kawasan ini dinamakan Watugong karena di daerah tersebut ditemukan batu (watu) yang bentuknya seperti gong. 



Kompleks Vihara Buddhagaya Watugong yang mempunyai luas 2,25 hektar ini terdiri dari 5 bangunan utama dengan 2 bangunan utama, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala yang dibangun pada tahun 1955. Selain itu, dalam kompleks Vihara Buddhagaya Watugong terdapat pula Monumen Watugong, patung Dewi Kwan Im, patung Buddha di bawah pohon Bodhi yang terletak di pelataran vihara, patung Buddha tidur berwarna coklat dengan pakaian dan tubuh berwarna emas di sebelah kiri pagoda, serta kolam teratai di sekitar pagoda. Pohon Bodhi (Ficus Religiosa) yang ada di pelataran Vihara Buddhagaya ini ditanam oleh Bhante Naradha Mahathera pada tahun 1955.


                                                     patung budha dibawah pohon bodhi

Pagoda Avalokitesvara 


Di dalam Kompleks Vihara ini terdapat Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006. 

Di dalam Pagoda Avalokitesvara yang berukuran 15 x 15 meter dan berbentuk segi delapan ini terdapat patung Dewi Kwan Im berukuran 5,1 meter, serta patung Panglima We Do di sisinya. Di tingkat kedua hingga keenam, ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Ini dimaksudkan supaya sang dewi dapat memancarkan welas asih ke empat penjuru. Sedangkan di bagian puncak pagoda terdapat patung Amitabha, yaitu guru besar para dewa dan manusia. Di puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik, yaitu mutiara Buddha. Namun, Anda tidak dapat ke puncak pagoda, karena di pagoda ini tidak disediakan tangga untuk mengakses puncaknya. Total patung yang ada di Pagoda Avalokitesvara berjumlah 30 buah.

Pagoda Avalokitesvara sendiri digunakan untuk ritual Tjiam Shi, yaitu ritual untuk mengetahui nasib umat manusia. Caranya adalah dengan menggoyangkan bambu yang sudah diberi tanda hingga salah satu bambu terjatuh. Untuk membaca hasil ramalan, Anda dapat meminta bantuan kepada petugas yang ada. Namun jika sudah menggoyangkan bambu sebanyak 3 kali berturut-turut dan tidak ada bambu yang terjatuh, konon hari itu bukan hari baik untuk meramalkan nasib.(sumber: http://anekatempatwisata.com/wisata-semarang-vihara-buddhagaya-watugong/# )



Selesai dari kawasan Vihara Buddhagaya watugong kami melanjutkan kembali perjalanan menuju sam poo kong 

Klenteng Sam poo kong, Semarang~


Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Klenteng Sam Poo Kong berjarak sekitar 3 kilometer dari Simpang Lima, Kota Semarang dan 2 kilometer dari Tugu Muda atau Lawang Sewu. Yang beralamat di Jalan Simongan No.129, Bongsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Komplek Klenteng Sam po Kong terdiri atas sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Zheng He)

Klenteng Sam Poo Kong ini juga dikenal dengan nama Kenteng Gedong Batu. Hampir semua bangunannya didominasi dengan warna merah dan terdapat banyak patung dewa dewi di sekitarnya. Beberapa bangunan beratap susun dua, bahkan ada yang susun tiga untuk bangunan yang berada di tengah. Sepertinya itu adalah bangunan utama di klenteng ini. Memang arsitektur bangunan yang seperti ini adalah akulturasi arsitektur dari China Daratan.

Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.

Perayaan tahunan peringatan pendaratan Zheng He merupakan salah satu agenda utama di kota Semarang. Perayaan dimulai dengan upacara agama di kuil Tay Kak Sie, di Gang Lombok. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan patung Sam Po Kong di kuil Tay Kak Sie ke Gedong Batu. Patung tersebut kemudian diletakkan berdampingan dengan patung Sam Po Kong yang asli di Gedong Batu.

Sekarang, tiap harinya banyak yang berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong. Iya, tempat ini telah menjadi salah satu destinasi wisata di Semarang. Kalau saya tidak salah ingat, untuk masuk kawasan ini kita cukup membayar Rp.10ribu/orang. Selain untuk sekedar berwisata sejarah, ada juga yang ingin ke berkunjung ke klenteng ini untuk beribadah. Memang Klenteng sendiri sebenarnya adalah sebutan untuk bangunan peribadatan penganut agama Budha, Kong hu cu dan Taoisme. Pun, pengunjung biasa yang beragama lain tetap boleh memasuki Klenteng Sam Poo Kong.


Danau Rawa Pening, Semarang ~
Rawa Pening adalah danau sekaligus tempat wisata air dengan luas 2.670 hektare yang menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Rawa Pening ini berada di cekungan terendah lereng Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, dan Gunung Ungaran.


Rawa Pening yang berarti rawa yang bening merupakan objek wisata danau yang berlokasi di pinggir kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Jika anda merencanakan liburan bersama keluarga maka jangan segan-segan untuk datang ke Rawa Pening yang memiliki pemandangan danau yang begitu menarik dan sedap dipandang mata.

Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat. Di tengah tengahnya banyak sekali tumbuh enceng gondok yang hampir menutupi seluruh permukaannya sebagian menjadi tempat mencari ikan.
Bagi sebagian masyarakat, danau rawa pening dimanfaatkan sebagai lahan mereka mencari ikan. Maka tak heran jika banyak perahu-perahu kecil berada di sekitar danau.

Kamu bisa berkunjung ke kampoeng wisata rawa mulai pukul 8 pagi hingga 9 malam dengan membayar biaya sekitar Rp 2.500 per orang. Oh iyah kalau mau naik perahu dan jalan-jalan menyelesuri danau ini , kita cukup nyewa 1 perahu dengan membayar Rp. 100 ribu untuk 8 orang penumpang, kita diajak berkeliling danau sekitar 30 menit lumayan lama. Dengan pemandangan yang disuguhkan di sini, kita bisa melihat Gunung Merbabu dan Gunung Unggaran yang menjadi pemandangan utama ketika kita menelusuri rawa dengan menggunakan perahu. 


Ada juga beberapa wahana permainan yang tersedia disini, seperti: bebek air, becak mini, ATV, perahu karet, flaying fox, Setiap wahana permainan tersebut akan dikenakan biaya yang bervariasi. Untuk becak air kamu harus membayar sekitar Rp 15.000 untuk 15 menit sedangkan untuk ATV kamu harus membayar sekitar Rp 30.000 untuk 15 menit. Disediakan pula area memancing, dan rumah makan yang ada di kawasan Rawa Pening ini.

Cimory  On The Valley Semarang ~

Selesai dari Rawa Pening, kami melanjutkan perjalanan menuju Cimory Valley tidak jauh dari rawa pening. Cimory Resto and Milk Factory buka setiap hari mulai pukul 08.00-21.30. Kalo dari Semarang, di sebelah kiri jalan. Tepatnya Jalan Raya Soekarno Hatta KM 30 Bawen Kabupaten Semarang. 
Siapa yang tidak kenal yogurt yang satu ini, yap di semarang juga kita bisa menjumpai pabrik si cimory ini. Di dalam kawasan ini Anda bisa menikmati pemandangan sambil duduk santai di ayunan atau sekedar berjalan-jalan menyusuri taman juga sangat menyenangkan disini selain area kebun sayuran terdapat juga area peternakan, apalagi jika membawa anak-anak, mereka pasti sangat tertarik melihat beberapa hewan yang memang dipelihara di sini. Selain sapi totol hitam putih, ada kelinci, ayam, kalkun, dan kolam ikan arapaima. Selain itu ada juga arena khusus bermain anak-anak. Mau main apa, panjat-panjatan, perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, atau naik sapi-sapian. 



Tidak perlu membayar untuk dapat masuk ke kawasan Cimory ini, kecuali di area peternakan dan perkebunannya. Pada hari Sabtu dan Minggu peternakan dan perkebunan terbuka untuk umum dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 10.000,- dan dapat ditukarkan dengan produk. Waktu datang ke sana saya mendapatkan produk susu kedelai Cimory. Tapi sayang tidak ada aktivitas memerah susu sapi pada hari ini. Aktivitas memerah hanya dilakukan pada hari Senin-Jumat, dan yang diperkenankan masuk hanyalah rombongan Cimory Dairy Tour.


Setelah lelah menyusuri kebun dan peternakan Anda bisa mengisi perut yang kosong di resto. Pada hari libur terutama di jam-jam makan, resto seringkali ramai pengunjung. Bahkan untuk mendapatkan kursi, pengunjung diharuskan mengantri. Padahal restonya sudah cukup luas lho! Jika kondisi resto ramai ada baiknya anda booking meja terlebih dahulu baru kemudian berjalan-jalan menyusuri taman dan peternakan, sehingga waktu menunggu tak terasa membosankan.

Sebelum pulang, jangan lupa membeli produk Cimory untuk oleh-oleh atau teman di perjalanan. Berdasarkan pengalaman saya, ada selisih harga yang cukup lumayan sekitar Rp 1000-1500 untuk produk yogurt, dibanding membeli di supermarket. Selain aneka macam produk Cimory seperti yogurt, susu segar, dan es krim, Cimory Shop juga menjual aneka oleh-oleh khas Jawa Tengah lainnya.

Lawang Sewu, Semarang~


Woa ini wisata terakhir yang kami kunjungi di semarang ini, ah rasanya belum puas saya mengexplore kota kecil ini. Karena waktunya mepet dan saya harus kembali ke bandung.
Lawang sewu terletak di : Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.

Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk Pre Wedding.

Dengan membayar tiket : dewasa : Rp. 10.000 dan anak-anak Rp. 5.000 kita sudah bisa berkeliling melihat keindahan si bangunan bersejarah ini. 

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
 
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.


Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero (Wikipedia).
Menurutnya, penjara bawah tanah dan ruang penyiksaan adalah hal yang masih kerap menjadi misteri para pengunjung. Ada sebuah penjara berdiri yang terletak di bawah tanah. Konon, di penjara bawah tanah itu adalah tempat para tahanan yang di masukkan dan berdesak-desakan hingga meninggal dunia.
Pulang dan Beli Oleh-Oleh khas Semaramg~
Jangan lupa mamir beli oleh-oleh khas semarang yaitu bandeng, lumpia, bakpia yang enak-enak dan khas tentunya untuk di bawa pulang. Oh iyah kalau ke semarang jangan lupa nyobain Soto Semarang yang khasnya itu wajib :D
Sebenernya masih banyak tempat-tempat menarik dan bersejarah yang ada di Kota Kecil yang satu ini, saying waktu saya sebentar di kota ini, next saya harus balik lagi ke kota kecil yang satu ini . bye~

-Indriani Utami-
-Semarang, Jawa Tengah 29-31 Juli'16-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar