Penasaran ?? ada apa
ajah sih di kota kecil Semarang?
landmark kota semarang : lawang sewu
Wooa siapa yang tidak
tahu kota yang satu ini, kota ini terletak di jawa tengah, kota kecil tapi
cukup nyaman menurut saya, ya meskipun cuaca disini tidak cocok dengan saya
yang artinya panas, tapi kota kecil yang satu ini cukup nyaman karena belum
macet kayak bandung. Dengan makanan khasnya yaitu bandeng presto dan lumpiah yang
terkenal :D
Yihaa kali ini saya di
beri kesempatan untuk mengexplore kota kecil yang satu ini.
Saya berangkat bersama
keluarga saya dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Semarang Tawang dengan
menggunakan kereta Harlina yang jam keberangkatannya hanya ada di jam 10 malam
dan berangkat dari Stasiun Bandung dengan harga IDR : 185k untuk kelas ekonomi.
Tiba
di Semarang Tawang~
Akhirnya setelah 12 jam
duduk di kereta , sekitar pukul 5 pagi akhirnya kami tiba di Semarang. Yihaa
udaranya seperti di jogya, panas panas tapi kalem duh apa yah bahasanya yang
cocok buat mendeskripsikan udara disana, sudah lupakan.
Kami menginap disalah
satu rumah sewa yang kami dapatkan dari situ online harganya cukup murah, dan
cukup lengkap fasilitas yang ditawarkan . ada 2 kamar tidur lengkap dengan ac
di tiap ruangan, dapur , 2 kamar mandi, kulkas, mesin cuci, pokonya lengkap dan
seperti sedang berada di rumah betah . letaknya di salah satu perumahan yaitu
Dream Hills yang ada di semarang tak jauh dari stasiun semarang tawang. Keren
deh view dari sini, kita bisa lihat city lightnya kota semarang kalau malam
hari.
Setelah beristirahat
sebentar kami memutuskan untuk jalan-jalan di Semarang.
Kawasan
Vihara Buddhagaya Watugong
Tempat pertama yang
kami kunjungi yaitu Kawasan Vihara Buddhagaya Watugong, dari pusat Kota
Semarang, Anda dapat mencapai Vihara Buddhagaya dengan perjalanan selama 45
menit dengan mobil ke arah Ungaran, atau jalan menuju Solo
– Jogja.
Karena letaknya yang berada di pinggir jalan besar dan tepat di depan Markas
Kodam IV Diponegoro, Watugong, Vihara Buddhagaya dapat diakses dengan mudah.
Kawasan ini dinamakan Watugong karena di daerah tersebut ditemukan batu (watu)
yang bentuknya seperti gong.
Kompleks Vihara
Buddhagaya Watugong yang mempunyai luas 2,25 hektar ini terdiri dari 5 bangunan
utama dengan 2 bangunan utama, yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Vihara
Dhammasala yang dibangun pada tahun 1955. Selain itu, dalam kompleks Vihara
Buddhagaya Watugong terdapat pula Monumen Watugong, patung Dewi Kwan Im, patung
Buddha di bawah pohon Bodhi yang terletak di pelataran vihara, patung Buddha
tidur berwarna coklat dengan pakaian dan tubuh berwarna emas di sebelah kiri
pagoda, serta kolam teratai di sekitar pagoda. Pohon Bodhi (Ficus Religiosa)
yang ada di pelataran Vihara Buddhagaya ini ditanam oleh Bhante Naradha
Mahathera pada tahun 1955.
patung budha dibawah pohon bodhi
Pagoda
Avalokitesvara
Di dalam Kompleks Vihara ini terdapat Pagoda
Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda cinta
dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po
Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda
Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang
menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai
oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang
identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini
diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di
Indonesia pada tahun 2006.
Di dalam Pagoda Avalokitesvara yang berukuran 15
x 15 meter dan berbentuk segi delapan ini terdapat patung Dewi Kwan Im berukuran
5,1 meter, serta patung Panglima We Do di sisinya. Di tingkat kedua hingga
keenam, ada patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Ini
dimaksudkan supaya sang dewi dapat memancarkan welas asih ke empat penjuru.
Sedangkan di bagian puncak pagoda terdapat patung Amitabha, yaitu guru besar
para dewa dan manusia. Di puncak ini juga terdapat stupa untuk menyimpan relik,
yaitu mutiara Buddha. Namun, Anda tidak dapat ke puncak pagoda, karena di
pagoda ini tidak disediakan tangga untuk mengakses puncaknya. Total patung yang
ada di Pagoda Avalokitesvara berjumlah 30 buah.
Pagoda Avalokitesvara sendiri digunakan untuk
ritual Tjiam Shi, yaitu ritual untuk mengetahui nasib umat manusia. Caranya
adalah dengan menggoyangkan bambu yang sudah diberi tanda hingga salah satu
bambu terjatuh. Untuk membaca hasil ramalan, Anda dapat meminta bantuan kepada
petugas yang ada. Namun jika sudah menggoyangkan bambu sebanyak 3 kali
berturut-turut dan tidak ada bambu yang terjatuh, konon hari itu bukan hari baik
untuk meramalkan nasib.(sumber:
http://anekatempatwisata.com/wisata-semarang-vihara-buddhagaya-watugong/#
)
Selesai dari kawasan Vihara Buddhagaya watugong
kami melanjutkan kembali perjalanan menuju sam poo kong
Klenteng Sam
poo kong, Semarang~
Kelenteng
Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat
persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam
yang bernama Zheng He /
Cheng Ho. Klenteng
Sam Poo Kong berjarak sekitar 3 kilometer dari Simpang Lima, Kota Semarang dan
2 kilometer dari Tugu Muda atau Lawang Sewu. Yang beralamat di
Jalan
Simongan No.129, Bongsari, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Komplek Klenteng Sam po Kong terdiri atas
sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee
Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik
Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang
paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Gua yang memiliki
mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah
ditinggali Sam
Po Tay Djien (Zheng He)
Klenteng Sam Poo Kong ini juga dikenal dengan
nama Kenteng Gedong Batu. Hampir semua bangunannya didominasi dengan warna
merah dan terdapat banyak patung dewa dewi di sekitarnya. Beberapa bangunan
beratap susun dua, bahkan ada yang susun tiga untuk bangunan yang berada di
tengah. Sepertinya itu adalah bangunan utama di klenteng ini. Memang arsitektur
bangunan yang seperti ini adalah akulturasi arsitektur dari China Daratan.
Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan
tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini
tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang
pemujaan Sam Po.
Perayaan tahunan peringatan
pendaratan Zheng He merupakan salah satu agenda utama di kota Semarang.
Perayaan dimulai dengan upacara agama di kuil Tay Kak Sie, di Gang Lombok.
Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan patung Sam Po Kong di kuil
Tay Kak Sie ke Gedong Batu. Patung tersebut kemudian diletakkan berdampingan
dengan patung Sam Po Kong yang asli di Gedong Batu.
Sekarang, tiap harinya banyak yang berkunjung ke
Klenteng Sam Poo Kong. Iya, tempat ini telah menjadi salah satu destinasi
wisata di Semarang. Kalau saya tidak salah ingat, untuk masuk kawasan ini kita
cukup membayar Rp.10ribu/orang. Selain untuk sekedar berwisata sejarah, ada
juga yang ingin ke berkunjung ke klenteng ini untuk beribadah.
Memang Klenteng sendiri sebenarnya adalah sebutan untuk bangunan
peribadatan penganut agama Budha, Kong hu cu dan Taoisme. Pun, pengunjung biasa
yang beragama lain tetap boleh memasuki Klenteng Sam Poo Kong.
Danau Rawa
Pening, Semarang ~
Rawa Pening adalah danau
sekaligus tempat wisata air dengan luas 2.670 hektare yang menempati wilayah
Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Rawa Pening ini berada di cekungan terendah lereng Gunung
Telomoyo, Gunung Merbabu, dan Gunung Ungaran.
Rawa Pening yang berarti rawa yang bening merupakan objek wisata danau
yang berlokasi di pinggir kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Jika anda
merencanakan liburan bersama keluarga maka jangan segan-segan untuk datang ke Rawa
Pening yang memiliki pemandangan danau yang begitu menarik dan sedap
dipandang mata.
Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat. Di
tengah tengahnya banyak sekali tumbuh enceng gondok yang hampir menutupi
seluruh permukaannya sebagian menjadi tempat mencari ikan.
Bagi sebagian masyarakat, danau rawa pening
dimanfaatkan sebagai lahan mereka mencari ikan. Maka tak heran jika banyak
perahu-perahu kecil berada di sekitar danau.
Kamu bisa berkunjung ke kampoeng wisata rawa
mulai pukul 8 pagi hingga 9 malam dengan membayar biaya sekitar Rp 2.500 per orang.
Oh iyah kalau mau naik perahu dan jalan-jalan menyelesuri danau ini , kita
cukup nyewa 1 perahu dengan membayar Rp. 100 ribu untuk 8 orang penumpang, kita
diajak berkeliling danau sekitar 30 menit lumayan lama. Dengan pemandangan yang
disuguhkan di sini, kita bisa melihat Gunung Merbabu dan Gunung Unggaran yang
menjadi pemandangan utama ketika kita menelusuri rawa dengan menggunakan
perahu.
Ada juga beberapa wahana permainan yang tersedia
disini, seperti: bebek air, becak mini, ATV, perahu karet, flaying fox, Setiap
wahana permainan tersebut akan dikenakan biaya yang bervariasi. Untuk becak air
kamu harus membayar sekitar Rp 15.000 untuk 15 menit sedangkan untuk ATV kamu
harus membayar sekitar Rp 30.000 untuk 15 menit. Disediakan pula area
memancing, dan rumah makan yang ada di kawasan Rawa Pening ini.
Cimory On The Valley Semarang ~
Selesai dari Rawa Pening, kami melanjutkan
perjalanan menuju Cimory Valley tidak jauh dari rawa pening. Cimory Resto and
Milk Factory buka setiap hari mulai pukul 08.00-21.30. Kalo dari Semarang, di
sebelah kiri jalan. Tepatnya Jalan Raya Soekarno Hatta KM 30 Bawen
Kabupaten Semarang.
Siapa yang tidak kenal yogurt yang satu ini, yap
di semarang juga kita bisa menjumpai pabrik si cimory ini. Di dalam kawasan ini
Anda bisa menikmati pemandangan sambil duduk santai di ayunan atau sekedar berjalan-jalan
menyusuri taman juga sangat menyenangkan disini selain area kebun sayuran
terdapat juga area peternakan, apalagi jika membawa anak-anak, mereka pasti
sangat tertarik melihat beberapa hewan yang memang dipelihara di sini. Selain
sapi totol hitam putih, ada kelinci, ayam, kalkun, dan kolam ikan arapaima.
Selain itu ada juga arena khusus bermain anak-anak. Mau main apa,
panjat-panjatan, perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, atau naik sapi-sapian.
Tidak perlu membayar untuk dapat masuk ke kawasan
Cimory ini, kecuali di area peternakan dan perkebunannya. Pada hari Sabtu dan Minggu peternakan dan
perkebunan terbuka untuk umum dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 10.000,-
dan dapat ditukarkan dengan produk. Waktu datang ke sana saya
mendapatkan produk susu kedelai Cimory. Tapi sayang tidak ada aktivitas memerah
susu sapi pada hari ini. Aktivitas memerah hanya dilakukan
pada hari Senin-Jumat, dan yang diperkenankan masuk hanyalah rombongan
Cimory Dairy Tour.
Setelah lelah menyusuri kebun dan peternakan Anda
bisa mengisi perut yang kosong di resto. Pada hari libur terutama di jam-jam
makan, resto seringkali ramai pengunjung. Bahkan untuk mendapatkan kursi,
pengunjung diharuskan mengantri. Padahal restonya sudah cukup luas lho!
Jika kondisi resto ramai ada baiknya anda booking meja terlebih dahulu baru
kemudian berjalan-jalan menyusuri taman dan peternakan, sehingga waktu menunggu
tak terasa membosankan.
Sebelum pulang, jangan lupa membeli produk Cimory
untuk oleh-oleh atau teman di perjalanan. Berdasarkan pengalaman saya, ada
selisih harga yang cukup lumayan sekitar Rp 1000-1500 untuk produk yogurt,
dibanding membeli di supermarket. Selain aneka macam produk Cimory seperti
yogurt, susu segar, dan es krim, Cimory Shop juga menjual aneka oleh-oleh
khas Jawa Tengah lainnya.
Lawang Sewu,
Semarang~
Woa ini wisata terakhir yang kami kunjungi di
semarang ini, ah rasanya belum puas saya mengexplore kota kecil ini. Karena
waktunya mepet dan saya harus kembali ke bandung.
Lawang sewu terletak di : Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
Lawang
Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun
pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem)
penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung
tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama,
Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang
Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut
Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu
yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan
ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering
menganggapnya sebagai pintu.
Bangunan
utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap
membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan
utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada
kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas.
Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur
Belanda. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya Lawang Sewu ini merupakan
salah satu tempat yang indah untuk Pre Wedding.
Dengan
membayar tiket : dewasa : Rp. 10.000 dan anak-anak Rp. 5.000 kita sudah bisa
berkeliling melihat keindahan si bangunan bersejarah ini.
Masyarakat setempat menyebutnya
Lawang Sewu
karena bangunan tersebut memiliki
pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah
pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak
jendela
yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu
(lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah
kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia
(DKARI) atau sekarang
PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah
dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (
Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah
(Kanwil)
Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada
masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika
berlangsung peristiwa
Pertempuran lima hari di Semarang
(
14 Oktober
-
19 Oktober
1945). Gedung
tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda
Kereta Api melawan
Kempetai dan Kidobutai,
Jepang.
Maka dari itu Pemerintah
Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota
Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan
kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami
tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda
dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero (Wikipedia).
Menurutnya, penjara bawah tanah dan ruang
penyiksaan adalah hal yang masih kerap menjadi misteri para pengunjung. Ada
sebuah penjara berdiri yang terletak di bawah tanah. Konon, di penjara bawah
tanah itu adalah tempat para tahanan yang di masukkan dan berdesak-desakan
hingga meninggal dunia.
Pulang dan
Beli Oleh-Oleh khas Semaramg~
Jangan lupa mamir beli oleh-oleh khas semarang
yaitu bandeng, lumpia, bakpia yang enak-enak dan khas tentunya untuk di bawa
pulang. Oh iyah kalau ke semarang jangan lupa nyobain Soto Semarang yang
khasnya itu wajib :D
Sebenernya masih banyak tempat-tempat menarik dan
bersejarah yang ada di Kota Kecil yang satu ini, saying waktu saya sebentar di
kota ini, next saya harus balik lagi ke kota kecil yang satu ini . bye~
-Indriani Utami-
-Semarang, Jawa Tengah 29-31 Juli'16-